Sabtu, 30 April 2016

Tulisan - Analisis Sumber dan Penggunaan Kas



Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Sumber Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang di peroleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
a.      Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
b.     Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
c.     Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d.   Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
e.     Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
f.     Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan.

Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut.
a.       Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
b.  Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c.       Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
d.      Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
e.    Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.

Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.

Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).

Tugas - Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dan Analisis Break Even Point



Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berguna dalam proses pengambilan keputusan. Munawir (2004:36) ada beberapa teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan, yakni :
1. Analisis perbandingan laporan keuangan  merupakan metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan  laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
2.    Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3.  Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi pengongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4.     Analisa sumber dan penggunaan modal kerja merupakan suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5.   Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber  serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6.     Analisis rasio merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut.
7.     Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu  analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgedkan untuk periode tersebut.
8.   Analisa Break-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.

Sumber – Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang diperoleh perusahaan dapat dipenuhi oleh dua sumber yaitu :
1.     Sumber Internal, yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri yang terdiri dari laba yang ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan penjualan surat – surat berharga di atas nilai nominal dan cadangan penyusutan.
2.   Sumber eksternal, yaitu modal kerja yang berasal dari luar perusahaan yang merupakan hutang bagi perusahaan.

Sumber -sumber modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) yang akan menambah modal kerja adalah:
1.      Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun dari penambahan modal saham.
2.      Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3.      Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk  obligasi maupun hutang jangka panjang lainnya.

Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan total modal kerja. Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) adalah sebagai berikut :
1.      Berkurangnya modal sendiri karena kerugian maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
2.      Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
3.      Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.

Analisis Break Even Point

Analisis BEP berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
a.       Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
b.    Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
c.  Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi  atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
d.     Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang di produksi.
e.      Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode  tertentu.
f.      Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap)

Analisa BEP juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dlam berbagai pengambilan keputusan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai;
a.       Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian
b.      Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
c.       Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.
d.      Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.

BEP juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu  untuk:
a.       Menganalisa program otomatisasi  dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dan biaya tetap.
b.      Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum
c.       Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan BEP dalam suatu proyek yang diusulkan.

http://fitrikusumawaty.blogspot.co.id/p/analisa-break-even-point-a.html

Minggu, 10 April 2016

Artikel Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.
Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”.
Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: “Analisa laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan  teknik-teknik tertentu.

Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:
  1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
  2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
  4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
Teknik Analisa Laporan Keuangan.
  1. Metode Komparatif.
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).
  1. Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis  ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.
  1. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
  1. Metode Index Time Series.
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001  X 100%
                                             Angka Dasar
Sumber :
https://sucirakhmawati.wordpress.com/2014/12/25/analisis-laporan-keuangan/  

Sabtu, 09 April 2016

Contoh Rasio Laporan Keuangan



Contoh Soal :
TAVI SPORT
Neraca Saldo
31-Des-08




KETERANGAN
NO BUKTI
D
K
Kas

24.010.170

Piutang dagang

162.500.000

Piutang lain-lain

5.500.000

Persediaan barang dagang

27.500.000

Perlengkapan Usaha

1.500.000

Tanah

150.000.000

Peralatan

5.250.000

Kendaraan

140.000.000

Ak. Penyusutan Kendaraan


4.200.000
Bangunan

275.000.000

Ak. Penyusutan bangunan


8.300.000
Hutang dagang


78.000.000
Hutang sewa


500.000
Hutang bank


30.000.000
Hutang lain-lain


53.166.000
Modal


563.500.000
Penjualan


242.000.000
Retur penjualan

2.000.000

Potongan penjualan

315.000

Pembelian

53.300.000

By Angkut Pembelian

250.000

Retur Pembelian



Potongan Pembelian


750.000
Biaya Promosi

14.000.000
150.000
Biaya Gaji

104.500.000

Biaya Listrik & telp

11.600.000

Biaya Bunga

3.340.830





TOTAL

980.566.000
980.566.000











TAVI SPORT
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2008
LAPORAN LABA RUGI




Penjualan



242.000.000

Retur Penjualan
2.000.000




Pot.Penjualan
315.000
+







2.315.000
_
Penjualan Bersih



239.685.000

HPP





PBD awal


27.500.000


Pembelian
53.300.000




BAP
250.000
+





53.550.000









Retur pembelian
750.000




Pot. {embelian
150.000
+





900.000
_








Pembelian Bersih


52.650.000
+




80.150.000


PBD Akhir


22.800.000
_

HPP



57.350.000
_






Laba Kotor



182.335.000

Biaya Operasional





By Promosi
14.000.000




By Gaji
104.500.000




By Listrik & Telp
11.600.000




By Peny Peralatan
65.625




By perlengkapan
400.000




By Peny kendaraan
14.000.000




By Peny Bangunan
27.500.000


+







Total By Operasional



172.065.625
_






Laba Bersih Di luar Usaha


10.269.375

By Bunga
4.090.830



_






Laba Bersih setelah Biaya Diluar Usaha

6.178.545


a. Current Ratio
Aktiva lancar
X 100%
   Hutang Lancar

        Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha
                        = 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000
                        = 221.010.170
        Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000
                                   221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 %   
                               = 1,37 X
                            ( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37   Aktiva lancar  )

b. Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan
X 100 %
Kewajiban Lancar

221.010.170 - 27.500.000
X 100 %
161.666.000

                             = 119,69 %  = 120 %
                             =  1,20 X
   (Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar  dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)



contoh kasus 2
Berikut Contoh Laporan Keuangan PT. Astra International,Tbk. Tahun 2012 beserta perhitungannya.






Ratio
Metode Perhitungan
a.   Current Ratio
Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Rp 75,799 / Rp 54,178 = Rp 1,4
v  Jadi setiap hutang lancer Rp 1 dijamin oleh aktiva lancer Rp 1,4
b.   Cash Ratio
( Kas + Efek ) / Hutang Lancar
Rp 11,055 + (Rp 4,805+Rp 14,820)) / Rp 54,178
= Rp 0.57
v  Jadi setiap hutang lancer Rp 1 dijamin oleh kas dan efek sebesar Rp 0,57
c.    Quick Ratio
( Kas + Efek + Piutang ) / Hutang Lancar
( Rp 11,055 + (Rp 4,805+Rp 14,820) + Rp 928,408 / Rp 54,178 = Rp 17,7
v  Jadi setiap hutang lancar Rp 1 dijamin oleh quick assests Rp 17,7
d.   Working Capital
( Aktiva Lancar – Hutang lancar ) / Jumlah Aktiva
( Rp 75,799 – Rp 54,178 ) / Rp 182, 274 = Rp 0,12